Keikhlasan

ketika sebuah pergerakan adalah keniscayaan. Maka kemudian sarana-sarana pendukungnya menjadi sebuah keharusan sebagai kelengkapannya. selayaknya para pendaki gunung yang harus menempuh perjalanan yang tak landai, penuh rintangan dan tanjakan, maka sarana pendukung yang memadai menjadi penolongnya untuk dapat mencapai titik tujuan. 

Demikian juga ketika Rosul mengabarkan bahwa salah satu kelengkapan dakwah adalah infaq dari para pendukung dakwah, maka tanpa alasan yang dicari-cari seorang Abu Bakar menginfaqkan seluruh harta kekayaan. Tak kalah juga semangat Umar untuk berlomba dalam ranah kebaikan dan pahala ini. Beliau menginfaqkan separuh hartanya. sepenggal kemulian ini menjadi sebuah penggetar hati yang sangat melegenda, yang kemudian menjadi satu prototipe keikhlasan dan semangat berkorban yang tinggi nilainya. 

Kemudian terbetik dalam hati bahwa “mereka adalah sahabat-sahabat utama, yang tentunya sulit ditandingi, apalagi sekualitas kita saat ini”. ya itu adalah sah-sah saja, namun spirit yang terbawa mengalir deras dalam aliran keimanan kita.sebuah keikhlasan yang ditunjukkan oleh dua sahabat yang mulia, tentu bukan sebuah sikap yang sembrono. namun ada sesuatu kekuatan yang membentengi keduanya kenapa sampai bertindak demikian. di antara benteng pendukung itu adalah keimanan yang mendalam, dan kemudian kemampuan life skill yang handal. ketika dua komponen tersebut ada maka sikap dari dua sahabat mulia tersebut akan bermunculan ditengah kita.wallahualam bishowab

Author: salwanaz

Kontak saya di: itosuwadi@gmail.com, facebook:warsito suwadi

Leave a comment